13 February 2012

Komitmen Pernikahan


Komitmen berarti perjanjian untuk melakukan sesuatu yang melibatkan semua aspek kehidupan dalam pernikahan seumur hidup secara bersama-sama dan saling terikat satu dengan yang yang lainnya.
Menurut Elizabeth Achtemeier, pernikahan Kristiani seharusnya mempunyai komitmen dalam enam hal sbb:
1.     Komitmen secara total. Artinya pasangan suami-isteri menyerahkan diri secara menyeluruh dalam hubungan pernikahan sehingga apapun yang terjadi, pasangan ini berkomitmen mempertahankan keutuhan pernikahan mereka. Dedikasi secara total berarti,"aku akan tetap bersamamu, bila terjadi hal-hal yang tidak menguntungkan. Prinsip komitmen ini: Saya dapat melaksanakan semua ini dengan bantuan Kristus yang selalu menyertai kita berdua.
2.     Komitmen untuk menerima. Dimana suami-isteri mau menerima pasangannya secara utuh, termasuk semua kelebihan dan keburukannya. Pasangan kita tidak harus menyerupai kita. Pasangan kita adalah image of God yang unik dan tidak pernah sama dengan kita. Pasangan kita punya hak untuk berbeda dengan kita kita dan harus dihargai.
3.     Komitmen secara eksklusif. Suami isteri tidak boleh dibagi dengan orang lain, tidak boleh ada campur tangan dari pihak ketiga. Dalam hal ini Tuhan memerintahkan  suami isteri tidak terlibat dengan perzinahan (roma 1:26-27 dan Keluaran20:14). Dalam komitmen ini pasangan bersatu dalam satu tubuh, jiwa, pikiran dan roh
4.     Komitmen yang terus-menerus. Menyadari bahwa mereka sudah satu daging. Seiring dengan bertambahnya tanggungjawab untuk anak-anak dan banyaknya kegiatan mungkin akan membuat komitmen jadi kendor atau berkurang. Karena itu dibutuhkan komitmen yang terus menerus diperbaharui mengacu kepada kasih Kristus yang selalu setia, sekalipun kita mungkin berubah-ubah. Dia tetap setia mengasihi kita.
5.     Komitmen yang bertumbuh. Suatu komitmen yang berkembang seiring dengan tingkat kematangan rohani pasangan tersebut. Saling memperhatikan pasangannya, peka terhadap pasangannya, mau berkorban dan menjaga harga dirinya sendiri. Ada waktu khusus untuk berbagi rasa.
6.     Komitmen yang berpengharapan. Komitmen yang tidak pernah putus harapan dengan cara memberikan diri sendiri kepada pasangan kita dalam kasih seperti Kristus sendiri memberi diriNya sehingga kita dapat berpengharapan. Komitmen ini diperlukan agar pasangan ketika menghadapi kesulitan,tetap saling memberi semangat dan berharap pada Kristus.
Dengan komitmen diatas, diharapkan pernikahan akan mampu melewati setiap badai yang menerpa. Wals ; sumber sahabat-kristen@yahoogroups.com - Januari 2012