21 July 2013

20 Juli 2013 GKI.S : Kerajinan

Amsal 6 : 6-11
Ayub 12 : 7-8
Kerajinan seharusnya ada pada diri setiap orang di dunia. Orang tionghoa perantauan masih menganut etika confusius, nilai2 kehidupan dari orang tua yang masih terus disampaikan kepada anak-anaknya. Ketika membicarakan hal kerajinan kita tidak usah sensitif, bukan merasa lebih unggul, tapi nilai2 positif itu dipelajari untuk diterapkan. Buku The Chinese Ethos, mengulas bagaimana sebuah bangsa itu menjadi berhasil. Ajaran konfisius : bekerja keras, hemat, solidaritas kepada keluarga, mimpi besar harus diikuti tindakan besar. Malas harus dibuang jauh-jauh, orang malas lebih buruk dari orang bodoh.
Apalagi karena kita memiliki Tuhan yang menghendaki umat yang rajin, ulet, ga gampang menyerah / keputus-asaan. Kita harus belajar dari binatang, semut (tanpa pemimpin mereka terus bekerja), burung yang diudara (untuk menerangi). Tanyalah lihatlah bagaimana mereka menjalani hidup dalam pemeliharaan Allah. Burung2 bukan berarti tidak bekerja sama sekali. Dalam setiap berkat yang diberikan Tuhan, kita harus tetap bekerja keras / rajin, karena itu yang dikehendakiNya. Burung tidak hanya santai dan berpangku tangan.
Berkat Tuhan selalu ada setiap hari, tapi kita tetap harus bertekun, Tuhan tidak menghendaki kita malas.

Roma 5 : 4, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Roma 12:11, janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Pdt. Lucy

Sun, Jul 21, 2013
18:47:04
rgs-h