30 January 2013

GKI.S : Makna Perjamuan Kudus Dalam Ibadah

SUN, JAN 27, 2013 | 18:15:59
Pemahaman yang keliru tentang hakikat Sakramen Perjamuan Kudus mengakibatkan pemahaman yang keliru juga tentang hal-hal yang terkait dengannya. Kita perlu mengingat dan memahami kembali apa makna Perjamuan Kudus, yang bukan ajang diskon atau penghapusan dosa. Sakramen tidak ditemukan dalam alkitab, sakramen berasal dari tradisi Romawi, Sakramento, untuk dua hal :
1. Sumpah setia prajurit kepada Kaisar. Komitmen mereka untuk melayani kaisar sampai mati.
2. Digunakan ketika ada 2 orang berperkara, mana yang belum dapat ditentukan mana yang benar. Mereka menyerahkan sejumlah uang ke kuil, atau jaminan, urusannya bukan antara manusia, dan terhadap yang menang uang atau jaminan ini dikembalikan (sakramentum), janji ini bukan antara manusia saja tetapi lebih sakral dengan melibatkan dewa/dewi.
Sacramentum : sumpah setia kepada kaisar | uang tanggungan yang harus diletakan di kuil oleh 2 orang yang berperkara. Berasal dari kata sacer = kudus, perbuatan atau perkara yang kudus.
Sakramen yang di adopsi oleh gereja, memiliki pengertian Tanda dan meterai yang ditetapkan oleh Tuhan Allah untuk menandai dan memeteraikan janji Allah. Kita hanya merayakan dua sakramen (khusus Protestan), di Roma Katholik ada 7 sakramen, memang dasar pemikirannya berbeda, maka hasilnya berbeda.
Sakramen merupakan 'Tanda' memiliki suatu yang memiliki pembeda, dan 'Meterai' untuk meneguhkan, menguatkan dan menjamin bahwa ia milik Tuhan. Tanda dan meterai yang ditetapkan oleh Tuhan Allah untuk menandai dan memeteraikan janji Allah bahwa karena korban Kristus di Kayu saling kita yang percaya dianugerahi pengampunan.
Simbol tidak identik dengan realitas, misalkan simbol babtisa kudus adalah air, apakah jumlah airnya banyak atau sedikit, atau babtisan selam, semua maknanya SAMA, karena hanya simbol. Simbol dalam perjamuan kudus ada Roti dan Air Anggur, dan itu hanya simbol yang sangat penting.
Perjamuan kudus juga merupakan Peringatan, di lain pihak PK juga merupakan harapan/komitmen (diingatkan kembali).
Transubstansiasi dalam ibadah Roma Katholik : terjadi perubahan substansi roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Perjamuan kudus sebagai tanda, sebagai meterai (apa yang Tuhan janjikan itu Benar). 19:10:54

20 January 2013

GKI.S : Allah yang memperlengkapi hidup

18:29:37
Kutipan Yohanes 2:7 - Yohanes 2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.

Maria memerintahkan karyawan2 untuk mendengarkan apa yang dikatakan Yesus, dan Yesus menuruti apa yang dikehendaki oleh Ibunya, untuk memenuhi anggur yang sudah mulai habis.

Firman Allah bukan hanya untuk didengarkan, tetapi Firman itu juga mau mendengarkan kita (sebagaimana Tuhan Yesus adalah Firman, mau mendengarkan Maria).

Kehidupan yang normal-normal saja, sederhana dan tak berkelimpahan, tak sakit, bahwa hidup kita yang normal ini, semua ini karena ada Tuhan dibalik hidup kita yang terus berkarya dalam kehidupan kita, tanpa kita sadari. Seperti pesta di Kana Galilea, sebuah pesta yang sederhana, ada Juruslamat yang berperan menjadikan pesta itu berlangsung baik (hingga akhirnya). Semua kegagalan yang bisa berbalik normal dalam hidup kita, sesungguhnya Yesus berperan dibalik kehidupan kita, menutupi kekurangan kita, menyempurnakan hal yang tak sempurna dalam hidup kita.

Tapi dengan perstiwa ini, kita harus mencontoh sikap juruslamat, karena Allah yang telah memperlengkapi hidup kita. Kita harus mendengarkan, tidak hanya mau didengar oleh orang lain. Seperti bencana banjir saat ini, kita harus ingat bahwa kita memiliki Juruslamat yang mengubah air menjadi anggur, Dia sudah memperlengkapi segala kehidupan kita.

Jangan menganggap hidup kita biasa-biasa saja, tapi sadarlah bahwa hidup kita yang biasa2 ini ada Yesus yang telah bekerja luar biasa (memperlengkapi hidup kita) yang oleh karenanya hidup kita menjadi Normal - karena KasihNya. 18:42:56
rgs-m

06 January 2013

GKI.S : Menapak Tilas Para Majusi

Peringatan hari raya Epifania, tepat 6 januari 2013, adalah hari raya dimana Tuhan menampakkan dirinya kepada dunia, tidak hanya kepada orang2 yahudi. Merupakan penampakkan dimana Bukti Allah menjadi manusia, dan Tuhan mau menyelamatkan dunia. Penampakan ini dikaitkan pada saat orang2 Majus berjumpa dengan Bayi Yesus, mereka mau mempersembahkan bukan hanya harta miliknya, melainkan juga dirinya.


Para Majus diperkirakan oleh para tafsir, tidak menempuh perjalanan yang mudah, singkat dan tanpa tantangan, sehingga perjalanan ini menciptakan para Majus menjadi rendah hati, karena bukan karena Aku-nya maka mereka (para majus) yang adalah raja, berhasil bertemu dengan bayi Yesus. Diperkirakan para majus bertemu Tuhan Yesus diperkirakan ketika Yesus sudah berumur 2 tahun (maka ada cerita pembantaian, anak2 bayi yang diperkirakan masih anak bayi).


Sekembalinya mereka pulang, para Majus tidak kembali menemui Herodes. Karena mereka menginginkan dunia diselamatkan olehNya.

Apakah kehadiranNya sudah kita rasakan? Apakah kita meletakkan pengharapan kepadaNya, apakah dengan kelahirannya, kita benar2 sudah menyerahkan pengharapan diri kita ke dalam tanganNya? Inilah perenungan besar yang harus kita sadari, bahwa penampakkan Yesus di dunia adalah untuk menyelamatkan kita dunia).

Hari minggu pertama 2013 merupakan hari minggu Epifania, sebagai minggu yang membimbing jalan dan hari kita di 2013 untuk hari2 selanjutnya.

Pdt.RAH
rgs-m

04 January 2013

Catatan Di-Penghujung hari [Senin] 31 Desember Tahun 2012

@ GKI Samanhudi : [Yesaya 43 : 2-3] Tuhan mampu melakukan apa saja
bahkan terhadap apa yang tidak kita percaya, Ratapan 3 : 22 tak
berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habis rahmatnya. Oleh
karenanya pengharapan kita kepada Tuhan tidak boleh habis dan
berkesudahan. Apapun yang menimpa kita, baik kesusahan, kesedihan, terus
kita harus berharap kepada Tuhan. Segala yang ditimpakan kepada kita,
sesungguhnya mengarahkan agar kita terus berharap kepada Tuhan, karena
Tuhan pasti memberikan suatu yang Indah dan pasti Indah kepada kita.
Termaksud seperti [pada malam ini] kita bisa sampai di penghujung tahun
2012, bukankah ini suatu keindahan luar biasa yang Tuhan telah berikan
kepada kita. Disinilah kita harus memasrahkan diri 100% kepada Tuhan
dalam segala hal. Seperti syair lagu Kidung Jemaat 408 [di jalan ku di
iring] oleh James F. Crosby, yang telah menciptakan +/- 8000 buah lagu,
maka seperti lirik lagu itulah kita menyerahkan diri dan berharap kepada
Tuhan.

Salah satu dimensi terpenting dalam kehidupan manusia adalah HARAPAN.
Walau terkesan Tuhan itu diam [Deus Apskonditus, sehingga muncul
pertanyaan yaitu Tuhan yang tidak hadir (absen)], sehingga muncul
sangka-an Tuhan hilang lenyap, demikian juga dengan harapan kita. Tidak
demikian, karena kasih Tuhan tidak pernah berkesudahan. Sudut pandang
dari kitab Ratapan mengajak kita berfikir dari sudut pandang yang
berbeda [malah kita harus berharap kepada Tuhan]. Kekeliuran terbesar
kita memandang Tuhan, maka kita selalu mengalami kekecewaan, karena
manusia selalu berfikir terhadap persoalan-persoalan hidup [kedagingan]
yang kita alami. Kasih Tuhan itu senantiasa ada dalam SUKA maupun DUKA,
semua BAIK bagi kita. Sehingga ingatlah Kasih Tuhan itu akan senantiasa
dan tidak berkesudahan sejak kita lahir dan sejalan dengwaktu kehidupan
kita. DIA memakai suka dan duka dalam kehidupan kita, jangan terlalu
menggugat Tuhan, yang perlu kita lakukan adalah menanti dengan tenang
dan diam [apabila sedang mengalami kekacauan]. Mengenai apa yang Tuhan
mau lakukan dalam kehidupan kita [Roma 8:28]. Kita menanti bukan kepada
sebuah pengharapan yang tidak pasti, kita dekat Tuhan maka segala
kebaikan itu semakin mendekat pula kepada kita, merangkulnya sebagai
suatu langkah kebaikan. Rahmat Tuhan selalu ada hingga saat ini, di
penghujung tahun 2012. Karena imanlah maka kita tak pernah kecewa dan
mengerti apa kebaikan serta maksud Tuhan dalam menjalani kehidupan yang
indah ini.